LATAR BELAKANG BERDIRINYA SEKOLAH
Berawal dari banyaknya lulusan tingkat SMP yang
berminat melanjutkan Pendidikan tingkat SMK tetapi belum adanya Sekolah Menegah
Kejuruan di wilayah sine sehingga mereka harus keluar daerah untuk melajutkan
pendidikan tersebut, maka dari itu muncullah gagasan untuk membuka SMK di
wilayah kecamatan sine. Ide atau gagasan itu muncul di benak pak Bin hasri yang
pada saat itu masih menjadi Guru di salah satu SMK di wilayah kecamatan
Ngrambe.
Melihat banyaknya peluang kerja yang
membutuhkan lulusan SMK maka gagasan itu dikembangkan dan mulai dijalankan
dengan mengadakan musyawarah bersama dengan rekan kerjanya yang sekiranya mampu
dan sanggup untuk membiayai pendirian Sekolah SMK tersebut.
Dalam musyawarah tersebut ada 5 anggota yaitu
Bapak Bin Hasri, Bapak Budi Wibowo, Bapak Sugiyanto, Bapak Arif Wahyudi dan Ibu
Sriatun. Akhirnya mereka sepakat untuk menjalankan rencana tersebut. Dari hasil
musyawarah tersebut masih menimbulkan tanda tanya nama yang cocok untuk sekolah
tersebut, melihat kebimbangan tersebut maka muncul ide menggunakan nama PGRI
nama tersebut digunakan karena pada saat itu di wilayah Ngawi terdapat SMK PGRI
7 yang pada tahun itu sudah tidak beroperasi lagi.
Sehingga para pendiri mencoba menghubungi pihak
PGRI tingkat kecamatan untuk menggunakan nama PGRI di wilayah kecamatan sine.
Setelah melewati serangkaian pembahasan proposal bersama pengurus yayasan, yang
akhirnya isi dari perencanaan tersebut disetujui pihak yayasan.
Setelah tahapan persiapan dianggap mencukupi
terutama yang berkaitan dengan tempat maka yayasan mengusulkan permohonan
pendirian Sekolah Menengah kejuruan(SMK). Sekolah ini bernama SMK PGRI 9 Ngawi.
Kata PGRI diambil dar yayasan PGRI sedangkan 9 diambil dari urutan SMK PGRI
yang ada di wilayah Ngawi.
SMK PGRI 9 Ngawi didirikan pada bulan Maret
tahun 2007 di pelopori oleh lima anggota yaitu :
1.
Bin Hasri,M.Pd
2.
Budi Wibowo,ST
3.
Drs. Sugiyanto
4.
Sriatun,S.Pd
5.
Arif Wahyudi,S.Pd
Pada tahun pertama menempati gedung MTs Negeri
Ketanggung dengan Lokasi Dusun Krajan Kulon Desa Ketanggung Kecamatan Sine.
Dengan jumlah ruangan enam lokal namun tidak semua digunakan untuk kegiatan
pembelajaran ruangan yang digunakan adalah :
1.
1 Ruang Guru
2.
1 Ruang Praktek Teknik
Otomotif
3.
1 Ruang Kelas
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan gedung
MTs Negeri Ketanggung tersebut berlangsung selama 3 tahun.
Pada tahun ke Tiga Para pendiri melakukan
negosiasi tanah, dengan segala upaya akhirnya tanah dapat terbayarkan meskipun
dana yang dikeluarkan harus dari iuran atau mandiri.
Pada tahun keempat mencoba untuk membangun dua lokal gedung yang
nantinya akan digunakan untuk ruang kelas, dengan keterbatasan dana akhirnya
gedung dapat dibangun dan pada tahun 2011 semester 2 seluruh pembelajaran
dialihkan ke gedung baru di kuniran sine.
Untuk ruang pembelajaran menggunakan gedung
baru namun untuk ruang guru dan staff masih harus menumpang di rumah warga (Bu.
Parni). Rumah tersebut dipilih karena lokasinya tidak terlalu jauh dari
lingkungan sekolah, selain itu rumah tersebut hanya dihuni oleh beliau sendiri
sedangkan suaminya sudah tidak ada dan anak cucunya tinggal di luar kota.
Pada tahun 2009 terjadi pergantian pengurus
pendiri karena besarnya biaya yang dikeluarkan pada saat proses pembelajaran
berlangsung, adanya kekurangan dana sekolah sehingga para pendiri harus
melakukan iuran untuk menutup anggaran sekolah. Karena itulah Bapak Arif Wahyudi mmeutuskan untuk keluar dari
keanggotaan tersebut, beliau merasa tidak kuat dengan pembebanan biaya
tersebut. Namun keanggotaan tersebut digantikan oleh Bapak Suyatmin. Beliau
tergabung menjadi pendiri SMK PGRI 9 Ngawi sampai sekarang.
Tanggal 11 Juli 2013 membangun 1 gedung ,
gedung tersebut selesai dibangun dokumen dan arsip guru serta TU yang berada di
rumah bu Parni di usung ke ruang baru. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
mudah karena ruangan sedikit demi sedikit sudah terpenuhi meskipun masih membutuhkan
ruang kelas dan ruang bengkel. Untuk mensiasati kekurang ruang tersebut
akhirnya jadwal dibuat dua kelas pembelajaran di kelas dan satu kelas
pembelajaran praktek di Du/Di Ngrambe.
Tahun 2014 SMK melakukan pelebaran jalan akses
masuk dari jalan utama selebar 1 m x 100 m dengan harga 60 juta dan jalan
tersebut dipaving pada tahun 2015.
Melihat kondisi yang memprihatinkan di sekolah
kemudian para pendiri berusaha membangun dua lokal gedung lagi yang nantinya
digunakan untuk ruang pembelajaran dan ruang praktik. Gagasan itu terwujud di
akhir sekitar bulan September dengan penyelesaian dua ruangan sekaligus.
Sehingga pada tahun ajaran baru tahun 2014 SMK PGRI 9 Ngawi memiliki 5 ruangan
dengan penggunaan :
1.
1 Ruang Kantor
2.
3 Ruang Kelas
3.
1 Ruang Aula atau
pertemuan
Karena lokasi sekolah yang dirasa belum aman maka kegaitan
pembelajaran praktik masih dilakukan di Du/Di Ngrambe.
Pada tahun 2015 SMK berhasil membangun 1 gedung
lagi dan mengajukan permohonan bantuan peralatan praktik, dan roposal tersebut
di revisi pada bulan November 2015 dengan pengiriman ulang proposal ke Jakarta.
Proposal disetujui sekitan bulan desember 2015 dan melalui proses pemesanan
alat sehingga alat baru bias dikirim bulan januari tahun 2016.
Tahun 2016 SMK PGRI mendapat dana DAK dari APBN
melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi. Dana tersebut digunakan untuk
pembangunan Ruang Laboratorium beserta isinya.
Sehingga tahun 2016 SMK total memiliki 7 ruangan dengan spesifikasi :
1.
3 Ruang Kelas
2.
1 Ruang Kantor
3.
1 Ruang Laboratorium
4.
2 Ruang Praktek
Kondisi sekolah saat ini sudah jauh lebih baik dari awal
pedirian sekolah. Perkembangan sekolah juga sudah cukup maju karena
ketersediaan alat praktik dan ruangan yang memadai. Manun kondisi ini masih
membutukan banyak sekali penambahan sarana dan prasarana salahsatunya adalah
ketersediaan lapangan olaharaga dan tempat parkir.